• Selamat Datang di Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

Distan ajak petani di Bengkayang terapkan GAP/SOP spesifik

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar terus mengajak petani di Bengakayang untuk menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) melalui SOP yang spesiflk lokasi, komoditas dan sasaran pasarnya.

"Penerapan GAP itu dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani agar memenuhi persyaratan konsumen dan memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan produk padanannya dari luar daerah," ujar Kadistan TPH Kalbar, Heronimus Hero saat Pertemuan GAP/SOP yang digelar 13 - 14 September 2019 di Bengkayang.

Heronimus menjelaskan bahwa tujuan dari penerapan GAP/SOP di antaranya;

(1) Meningkatkan produksi dan produktivitas.

(2) Meningkatkan mutu hasil (sayuran dan buah-buahan) termasuk keamanan konsumsi.

(3) Meningkatkan eflsiensi produksi dan daya saing.

(4) Memperbaiki eflsiensi penggunaan sumber daya alam.

(5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan system produksi yang berkelanjutan.

(6) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggungjawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan.

(7) Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar.

(8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen. Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah terwujudnya keamanan pangan, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing.

"Dalam rangka menghasilkan produk sayuran yang bermutu baik dan aman konsumsi, perlu diketahui dan dipahami cara bercocok tanam yang baik dan benar, mengacu kepada ketentuan GAP yang relevan dengan kondisi Indonesia," kata dia.

GAP paparnya mencakup penerapan teknologi yang ramah lingkungan, penjagaan kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan pekerja, pencegahan penularan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan prinsip traceability (dapat ditelusuri asal usulnya dari pasar sampai kebun).

"Berbagai kendala dan permasaIahan yang terkait dalam upaya meningkatkan produksi mutu dan daya saing produk hortikulturaperlu disikapi dengan pendekatan pengembangan hortikultura secara terpadu dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan," kata dia.

Terkait komoditas hortikultura kata dia merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Namun produk hortikultura mempunyai karakteristik yang mudah rusak (perishable). Sehingga hal tersebut sangat berdampak terhadap harga dan pendapatan petani.

"Artinya dalam pengembangan hortikultura perlu mempertimbangkan banyak faktor, seperti permintaan (kebutuhan) pasar, jalur distribusi, rantai pasar, mutu produk dan faktor-faktor lainnya yang terkait, mulai dari produk tersebut dihasilkan hingga sampai ke tangan konsumen," jelas dia.

Kemudian, dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dan kemandirian pangan dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, maka dikembangkanlah bawang merah dan cabai yang merupakan komoditas strategis dan memiliki nilai ekonomis tinggi serta tidak dapat disubstitusi dengan komoditas lain.

"Bawang merah dan cabai termasuk komoditas pangan utama, karena ketersediaan dan harganya sangat berpengaruh pada inflasi dan perekonomian nasional," jelasnya.

Penetapan Kawasan bawang merah dan cabai diperlukan untuk memudahkan upaya penumbuhan dan pengembangan kawasan babe berbasis agribisnis mulai dari penyediaan sarana produksi dan budidaya serta kegiatan pendukungnya secara terpadu dan berkelanjutan.

"Tujuan pengembangan kawasan babe adalah untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan komoditas babe merata sepanjang tahun, sehingga dapat mendorong peningkatan kesejahteraan petani. Kelompok tani yang mendapatkan program babe diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menstabilkan harga babe," katanya.

Share

Government Public Relations

Facebook Fanspage

Visitor

Login anggota