• Selamat Datang di Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

Kalbar bimbing petani muda budidaya bawang untuk ikut cegah inflasi

Dinas Tanaman dan Hortikultura Provinsi Kalbar membimbing 40 petani termasuk petani muda untuk bisa melakukan budidaya bawang merah dan hal itu sebagai upaya ikut mencegah terjadinya inflasi di daerah.

"Bawang merah adalah komoditi yang sangat penting khususnya para ibu rumah tangga karena kalau setiap kali memasak tidak sah tanpa bawang merah. Oleh karena itu kami mendorong bagaimana agar petani muda dalam pelatihan teknis budidaya yang hadir bisa mengembangkan bawang merah. Bawang merah salah satu komoditi yang sangat berpengaruh terhadap inflasi. Kalau harganya mahal maka bisa mengganggu ekonomi keluarga. Harganya agar tidak terlalu tinggi maka kami mendorong petani bisa menanam bawang merah,” ujar Kabid Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Masudi di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa pengembangan hortikultura termasuk bawang merah ini harus memperhatikan cara budidaya yang baik atau Good Agriculture Practices (GAP), cara penanganan pasca panen yang baik atau Good Handling Practices (GHP) dan pengolahan hasil yang baik atau Good Manufacturing Praktices (GMP) sehingga kualitas produk yang dihasilkan dapat terjaga sesuai standar dan bersaing untuk pasar ekspor.

Ia menekankan, bahwa peserta diklat dipilih yang berusia muda di bawah 40 tahun dimaksudkan agar lebih bersemangat menanam bawang dengan berbagai cara bisa dilakukan seperti di dalam polybag, gelas air kemasan, kemudian ditingkatkan penanamannya pada lahan yang ada secara intensif  dengan berbagai teknologi yang dikembangkan bisa melalui aeroponik dan hidroponik.

"Harapannya agar pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat. Sehingga Landak bisa menjadi salah satu sentra pengembangan bawang merah ke depannya," jelas dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Bader Sasmara mengatakan bahwa bawang merah harus dikembangkan dengan berbasis kawasan yang  berorientasi bisnis agar pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat.  

“Kegiatan pelatihan untuk membimbing petani ini sudah tepat karena para petani sudah dibekali teknis budidaya. Ke depannya kami tinggal mendorong pengembangan kawasan bawang merah di kawasan peserta yang ikut," kata dia.

Pada Diklat teknis tersebut, peserta dibekali ilmu teknis dan langsung praktek di lahan.  Adapun yang menjadi pengajar atau pelatih berasal dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalbar, POPT, UPT PSB, Bidang Hortikultura dan Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar.

Share

Government Public Relations

Facebook Fanspage

Visitor

Login anggota