• Selamat Datang di Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

Alih Cara Pembukaan Lahan, Distan-TPH Kalbar Galakkan Mekanisasi Pertanian

PONTIANAK (Agroinfo) – Pembukaan lahan pertanian ataupun perkebunan dengan cara membakar, kerap kali menjadi pilihan untuk dilakukan oleh sebagian masyarakat bahkan perusahaan. Cara ini dilakukan karena dinilai paling mudah.

Namun, akibat pembukaan lahan dengan cara membakar, tidak jarang menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Api menyebar membakar lahan lainnya bahkan hutan, akibatnya seperti saat ini, bencana kabut asap pun terjadi.

 

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan-TPH) Kalbar terus mendorong agar para petani beralih cara dalam mengolah lahan pertanian, dari membakar ke cara-cara yang ramah lingkungan.

Kepala Distan-TPH Kalbar, Heronimus Hero mengatakan, pihaknya telah menggulirkan program kepada para petani untuk beralih cara dalam pembukaan lahan pertanian dalam bentuk dukungan fasilitasi program dan teknologi.

“Tidak mesti membakar. Ada dukungan-dukungan fasilitas seperti program mikro organisme untuk pembenah tanah, ada juga unit pengolah pupuk organik,” ujarnya saat menghadiri rapat koordinasi karhutla bersama Menteri LHK Siti Nurbaya di Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, Senin (23/7/2018).

Selain mikro organisme pembenah tanah dan unit pengolah pupuk organik, saat ini Distan-TPH Kalbar tengah menggalakkan program mekanisasi pertanian. Hero menuturkan, program ini dapat mendukung petani untuk mengolah lahan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi menjadi mudah.

“Nah sekarang kita dukung lagi dengan mekanisasi biar kalau medannya agak berat, dia bisa dibuka dengan mekanisasi pertanian,” ucapnya.

Mekanisasi pertanian atau farm mechanization merupakan kegiatan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang digerakkan baik dengan tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga motor maupun tenaga mekanis lainnya.

Dengan adanya mekanisasi pertanian melalui dukungan alsintan, Hero mengatakan, pengolahan lahan akan menjadi lebih mudah. Selain efektif dan ramah terhadap lingkungan, program ini diyakini akan meningkatkan produksi pertanian di Kalbar.

“Sebagai gambaran yang panen sekarang di Sanggau ada, Sambas ada, jadi perkiraan kita di daerah-daerah sentra ini sekitar 100 ribu hektare ada panen untuk bulan Juli,” tuturnya. 

Share

Government Public Relations

Facebook Fanspage

Visitor

Login anggota