TANAM PADI SERENTAK, GUBERNUR RIA NORSAN OPTIMIS KALBAR MAMPU DUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN NASIONAL
SINGKAWANG – Kota Singkawang menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Tanam Padi serentak 14 Provinsi bersama Presiden RI yang digelar Kementrian Pertanian, Rabu (23/04/2025). Tanam padi tersebut dilaksanakan di lahan Milik Poktan Hidup Baru Jalan Raya Singkawang-Bengkayang, Kelurahan Pajintan, Singkawang Timur.
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Florentinus Anum, Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie dan Wakil Wali Kota, Muhammadin, Pangdam XII Tanjung Pura, Sekretaris DirektotatJenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Kepala BSIP Kalimantan Barat, Perum Bulog, Kepala Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak Perwakilan Balai Wilayah Sungai, PT Pupuk Indonesia, dan 10 Bupati/Walikota dari berbagai daerah di Kalimantan Barat juga turut hadir bersama 206 Kepala Daerah lainnya, terhubung secara daring dari lokasi masing-masing dengan pusat kegiatan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan yang dihadiri Presiden RI, Prabowo Subianto.
Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menegaskan bahwa kegiatan Tanam Padi Serentak di 14 provinsi, termasuk Kalbar, merupakan upaya nyata untuk mendukung program prioritas nasional Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, terutama dalam hal kemandirian pangan, yang dipusatkan di lahan Milik Poktan Hidup Baru Jalan Raya Singkawang-Bengkayang, Kelurahan Pajintan, Singkawang Timur, rabu (23/4/2025).
“Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan sistem pertahanan dan keamanan negara, sekaligus mendorong kemandirian bangsa dalam sektor pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru,” ujar Ria Norsan saat menghadiri kegiatan tanam padi serentak di Kota Singkawang.
Menurutnya, pada tahun 2025, pemerintah pusat dan daerah telah membangun sinergi bersama TNI dan Polri dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional. Salah satu fokus utamanya adalah meningkatkan indeks pertanaman serta memanfaatkan lahan tidur atau lahan yang belum dioptimalkan di setiap desa dan kelurahan.
“Kami mendorong pendampingan kepada masyarakat agar lahan-lahan tidur bisa diolah secara produktif,” kata Norsan.
Dalam rangka memperkuat produksi padi, Pemerintah Provinsi Kalbar telah menyalurkan sejumlah bantuan, seperti benih padi hibrida dan inbrida, optimalisasi lahan, serta bantuan padi gogo dan reguler, yang semuanya bertujuan untuk mendukung kemandirian pangan.
“Meski Indonesia merupakan negara agraris, kita masih mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam. Ini fakta yang harus kita hadapi. Namun dengan program Presiden Prabowo dan Wapres Gibran, kita optimis Indonesia bisa mandiri pangan pada 2026,” tegasnya.
Dirinya mengapresiasi keterlibatan TNI-Polri serta masyarakat dalam kegiatan tersebut, dan berharap para petani semakin giat dalam menyukseskan program nasional tersebut.
Presiden Prabowo Subianto, melalui sambungan konferensi video (Zoom), menyampaikan optimisme tinggi terhadap potensi teknologi pertanian modern dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Indonesia. Beliau menyoroti penggunaan teknologi drone sebagai inovasi revolusioner dalam penanaman padi.
"Penerapan teknologi drone memungkinkan penebaran benih hingga 25 hektare dalam satu hari. Ini merupakan sebuah lompatan signifikan dalam modernisasi pertanian kita," ungkap Presiden Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia mampu mewujudkan Revolusi Hijau jilid kedua, melanjutkan kesuksesan Revolusi Hijau yang dipelopori Presiden Soeharto. Beliau meyakini, dengan adopsi teknologi modern, Indonesia berpeluang besar menjadi lumbung pangan dunia.
"Kami sangat optimis, dengan pemanfaatan teknologi modern, Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia. Terutama dengan mengoptimalkan lahan-lahan yang sebelumnya kurang produktif," tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie melaporkan bahwa produksi beras di kota tersebut baru mampu mencukupi 37 persen dari kebutuhan konsumsi warganya.
“Luas sawah kita 2.319 hektare, dengan luas tanam padi mencapai 3.724 hektare. Namun, produktivitasnya baru 3,69 ton per hektare. Padahal secara umum, idealnya bisa 6 sampai 8 ton per hektare,” ujarnya.
Total produksi beras di Singkawang pada 2024 tercatat sebanyak 7.649 ton, sementara kebutuhan konsumsi masyarakat mencapai 20.275 ton. Dengan demikian, terdapat kekurangan sekitar 12.626 ton beras setiap tahun.
“Ini yang perlu kita benahi ke depan, bagaimana meningkatkan produktivitas sawah agar dapat mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat,” kata Tjhai Chui Mie.
Ia berharap dengan dukungan dari Pemprov Kalbar dan sinergi bersama petani serta instansi terkait, upaya peningkatan hasil panen bisa segera direalisasikan demi tercapainya kemandirian pangan di tingkat kota dan provinsi.