TAHUN INI DISTAN TPH KALBAR KEMBANGKAN 245 HEKTARE BAWANG MERAH

Agroinfo

Pontianak -  Kabid Hortikultura Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar, Endang Kusumayanti mengatakan pada tahun 2019 ini pihak mengembangkan komoditas bawang merah seluas 245 hektare melalui sumber pendanaan APBN.

"Kita masih tetap mengembangkan bawang merah tahun ini. Ada 245 hektare yang dalam budidayanya tersebar di 14 kubupatan atau kota yang ada di Kalbar,” ujarnya.

Ia menjelaskan dilihat dari jumlah luas, Kabupaten Kubu Raya dan Sambas yang paling tinggi dalam pengembangan bawang merah tersebut.

"Kedua kabupaten tersebut masing - masing mendapat kuota 25 hektare. Sisanya baru daerah lainya. Tahun ini juga sudah ada pengembangan bawang putih di Bengkayang seluas 25 hektare," papar dia.

Selain bawang merah, fokus lainnya dalam pengembangan hortikultura yakni cabai. Menurutnya untuk tahun ini ada 360 hektare.

"Kabupaten Ketapang yang paling luas pengembangan cabai yakni 50 hektare. Kemudian disusul Kabupaten Sambas seluas 40 hektare dan daerah lainnya," papar dia.

Ia menambahkan bahwa kawasan sayuran di perbatasan juga terus dilakukan dengan total luas 20 hektare yang tersebar di dua kabupaten yakni Sanggau dan Sambas masing - masing 10 hektare.

Kemudian ada pengembangan mangga seluas 40 hekatare, manggis 30 hektare, nanas 35 hektare dan pisang 90 hektare yang tersebar di 14 kabupaten atau kota di Kalbar.

"Pengembangan jeruk di Kabupaten Sambas juga terus berlanjut tahun ini yakni ada 700 hektare," kata dia.

Dikatakan dia, sarana dan prasarana pengelolaan serta setelah panen juga akan dihadirkan di Kalbar.

"Unit - unit sarana dan prasarana itu diperuntukan untuk buah, cabai dan bawang baik saat pengelolaan maupun sesudah panen. Kita tentu berharap dengan program yang ada terus meningkatakan kesejahteaan petani," kata dia.

Sementara itu, Kadistan TPH Kalbar Heronimus Hero menjelaskan bahwa untuk tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang di Kalbar belum menjadi fokus agar surplus.

"Untuk tanaman cabai dan bawang tidak kita targetkan untuk surplus. Saat ini kita baru sebatas atau hanya fokus pada menstabilkan harga," paparnya.

Ia menjelaskan kestabilan harga yang dimaksud yakni harga yang diperoleh petani jangan sampai merugi. Begitu juga dengan masyarakat yang membutuhkan komoditas tersebut tidak terlalu tinggi.

Menurutnya selama ada program cabai dan bawang baik secara nasional hingga ke daerah, harga cabai dan bawang cenderung stabil.

"Kita melihat tidak ada fluktuasi harga seperti beberapa tahun sebelumnya yang mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram. Cabai pernah ratusan ribu dan kini hanya bergerak di kisaran Rp50 ribuan saja. Nah, itu harga yang seimbang di mana petani tidak rugi dan petani tidak keberatan," papar dia.

11 Februari 2019