Prospek ekonomi tanaman umbi - umbian menjanjikan

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar, Heronimus Hero mengatakan bahwa prospek ekonomi tanaman umbi - umbian sangat menjanjikan untuk dikembangan Pengusaha Tani (Petani) sebagai satu di antara sumber pendapatan.

"Membangun pertanian termasuk komoditas umbi - umbian harusnya tidak lagi cuma sekedar untuk makan namun  sudah penghasilan. Oleh karena itu tanaman umbi - umbian kita sentuh untuk petani kembangkan bahkan sampai skala untuk industri. Apalagi proseknya menjanjikan dan harga stabil," ujarnya saat sosialisasi penerapan pengembangan aneka umbi di  Hotel Star Pontianak, 29 – 30 Oktober 2019.

Hero menjelaskan untuk menangkap prospek ekonomi umbi - umbian  tersebut perlu diusahakan secara agrobisnis.

"Kemudian perlu startegi pemasaran yang baik. Kebutuhan akan umbi - umbian cukup tinggi. Apalagi kalau petani itu sendiri minimal mengelolah bahan baku umbian menjadi satu turunan saja. Sehingga nilai tambah semakin besar dan petani sejahtera," kata dia.

Ia mencontohkan umbi - umbian yang fokus menjadi perhatian pemerintah dan saat ini harga dan pasar menjanjikan seperti talas, ubi kayu, ubi jalar dan lainnya.

Untuk talas atau keladi dalam satu hektare bisa produksinya mencapai 25 ton untuk harga di tingkat petani mulai Rp6.000 per kilogram dan di pasaran di atas Rp8.000.

"Keuntungan yang bisa diperoleh petani untuk talas dalam masa delapan bulan tanam pertama dan empat bulan untuk masa tanam kedua serta selanjutnya bisa mencapai Rp22 juta per hektare," contoh dia.

Kemudian untuk ubi jalas dalam satu hektare produksinya bisa mencapai 10 ton per hektare dengan harga di sekitar Rp8.000. Ubi kayu sendiri saat ini sudah ada produksinya mencapai 25 ton per hektare dan untuk harga mulai Rp2.000 di tingkat petani.

"Nah, potensi dan prospek umbian sangat besar kalau memang serius dikembangkan dan tentu secara agrobisnis," jelas dia.

Lanjutnya, pihaknya juga akan terus mendorong peningkatan produktivitas hasil tanaman umbi - umbian sehingga selain pengelolaannya lebih efektif juga bisa meningkatkan pendapatan petani.

"Kita akui memang saat ini produk pangan berupa padi sebagai bahan pokok konsumsi di Indonesia masih mendominasi. Meski demikian petani harus terus mencari alternatif sumber pendapatan agar ketika satu komoditas anjlok apakah karena bencana, serangan hama dan lainnya masih ada sumber pendapatan lainnya. Kembali, umbian sangat prospek," kata dia.

30 October 2019