Pembangunan Pertanian di Kalbar melalui intensifikasi berbasis klaster dan berorientasi ekspor

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinas TPH) Provinsi Kalbar terus memaksimalkan peran dan tugasnya dalam pembangunan pertanian di provinsi ini dan di antara langkahnya melalui intensifikasi berbasis klaster dan berorientasi pasar ekspor.

"Intensifikasi ini terhadap tahapan proses produksi pertanian dari hulu sampai hilir berbasis klaster atau kawasan sentra produksi dengan penguatan kelembagaan tani serta melalui kemitraan yang mengawal peningkatan kualitas, kuantitas dan jenis komoditi yang berorientasi ekspor," ujar Kepala Dinas TPH Kalbar, Florentinus Anum.

Ia menjelaskan bahwa langkah pembangunan pertanian tercermin dalam sasaran atau framework yakni meningkatkan produksi padi dengan mendorong setiap kabupaten/kota di Kalbar untuk menerapkan tanam Padi IP 400 terutama pada wilayah sentra produksi.

"Melalui strategi ini, produksi padi dari Januari-April 2022 sudah mencapai 810.416 ton Gabah Kering Giling (GKG), *berdasarkan Data SP-E.PDPS tahun 2022. Produksi padi di 14 kabupaten atau kota di Kalbar sudah cukup signifikan. Hingga April 2022, produksi padi hampir bisa memenuhi kebutuhan Kalbar dalam setahun yang jumlahnya 529.050 ton," jelas dia.

Saat ini, menurut Florentinus Anum pembangunan pertanian di Kalbar sudah memasuki fase kedua dan sudah lebih baik. Fase pertama pemerintah provinsi fokus dalam pemenuhan kebutuhan ketersediaan pangan dan saat ini sudah terpenuhi  bahkan surplus. Fase kedua yakni memaksimalkan prouduksi untuk peningkatan kesejahteraan petani. Jadi petani fokus bercocok tanam untuk meningkatkan sumber pendapatan melalui agribisnis.

Pihaknya terus mendorong dan melakukan upaya peningkatan produksi dan produktivitas petani di Kalbar sehingga berdampak luas pada peningkatan kesejahteraan. 

"Pengembangan pertanian di Kalbar terus dimaksimalkan melalui intensifikasi berbasis klaster, berorientasi pasar ekspor. Petani juga diperkuat kelembagaannya dan kemitraanya. Jadi petani saat ini didorong juga untuk versifikasi komunitas pangan lainnya serperti keladi, jagung, nenas, jahe dan lainnya," katanya. 

Pola tanam padi dengan indeks pertanaman (IP) 400 yang dikelola dalam Klaster Kawasan Berbasis Korporasi Petani merupakan salah satu terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam meningkatkan produksi padi sehingga ketersediaan  beras dalam negeri benarbenar mampu dipenuhi sendiri, bahkan surplusnya dapat diekspor. 

“IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama. Tujuan dari tanam padi IP 400 ini adalah meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas tanam akibat alih fungsi lahan sawah,” tandasnya.   

Padi merupakan komoditas pangan utama di Kalbar. Padi di Kalbar ditanam di lahan sawah (Padi Sawah) dan di ladang/ huma (Padi Gogo). Berdasarkan ATR/BPN No. 686/2019 Provinsi Kalimantan Barat memiliki luas baku sawah 242.972 ha. Sawah tersebut berupa dari Sawah Irigasi, Sawah Tadah Hujan, Sawah Pasang Surut. Sawah Lebak,  dan lainnya. Potensi sawah tersebut sudah dimanfaatkan seluruhnya untuk tanaman Padi.

Kalbar juga memiliki potensi lahan Ladang/Huma seluas 298.495 ha, dan telah dimanfaatkan seluas 114.781 ha (38,45%) untuk tanaman Padi. Sedangkan potensi lahan kering berupa Tegalan seluas 693.997 ha, dan sudah dimanfaatkan untuk tanaman jagung, serta aneka kacang dan umbi seluas 126.856 ha (18,28%). 

Berdasarkan Angka Tetap Tahun 2021 produksi Padi di Kalbar sebanyak 711.898 ton Gabah Kering Giling, berdasarkan KSA tahun 2022. Sedangkan berdasarkan Angka Ramalan Tahun 2021 produksi  Jagung di Kalbar sebanyak 211.464 ton Pipilan Kering, Kedelai 62 ton Biji Kering, Kacang Tanah 724 ton, Kacang Hijau 362 ton, Ubi Kayu 248.331 ton, dan Ubi Jalar sebanyak 22.795 ton. 

Langkah kolaboratif dan sinergi berupa single submission, single inspection dan single profile yang dikedepankan Dinas TPH Kalbar diharapkan dapat segera diintegrasikan. Sehingga dapat menjadikan kualitas produk pertanian meningkat dan dipercaya dengan hasil akhir berupa daya saing produk kita di pasar ekspor. 

"Upaya ini yang merupakan langkah konkrit arahan Presiden Jokowi dalam mendongkrak ekspor khususnya komoditas pertanian," kata dia.  

16 Juli 2022