Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kalbar terkendali

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan hingga saat ini di tahun 2019 Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadap tanaman pangan hanya 0,13 persen.

"Kita bersyukur dari data yang ada bahwa OPT di Kalbar relatif rendah dan terkendali yakni hanya 0,13 persen dari total luas tanam tanaman pangan," ujarnya.

Ia menyebutkan terkendalinya OPT tersebut tidak terlepas dari kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di lapangan.

"Untuk di Kalbar jenis OPT yang masih mendominasi yakni tikus, pengerek batang dan walng segit,"jelas dia.

Hero menambahkan saat ini tidak kalah penting yang harus menjadi perhatian selain OPT adalah soal penyesuain dengan perubahan iklim. Menurutnya saat ini perubahan iklam juga sudah sangat berdampak terhadap produk pertanian yang dihasilkan.

"Harapan kita untuk program juga ikut memperhatikan soal perubahan iklim. Peruhan iklim saat ini sudah sangat berpengaruh terhadap hasil produk pertanian. Kementerian saat ini sudah mengarah ke itu," kata dia.

Dikatakan Hero perubahan iklim yang teras yakni adanya kekeringan. Tahun ini kondisi kekeringan di Kalbar lebih lama satu bulan dari periode sebelumnya.

"Kondisi ini yang mesti kita sesuaikan, apakah dari jenis tanaman pangan atau waktunya yang disesuaikan," sebut dia.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan, Edy Purmawan saat membuka pertemuan evaluasi perlindungan tanaman pangan di Pontianak, 25 - 27 November 2019 menyebutkan bahwa secara nasional dampak OPT hanya 2,2 persen.

"Dampak OPT terhadap tanaman pangan tersebut tahun ini di bawah batas maksimal yang ditargetkan yakni 3 persen. Ini tentu terus kita maksimalkan sehingga dapat terus ditekan OPT tersebut," kata dia.

Pada kesempatan itu ia terus mendorong kepada dinas pertanian di seluruh Indonesia untuk terus mengendalikan OPT di daerah nya masing - masing.

"Untuk perubahan iklim seperti kemarau dan banjir tentu juga menjadi perhatian. Hal itu karena dampaknya juga mulai signifikan," sebut dia.

26 November 2019