Mewujudkan ketahan pangan dengan metode hazton
Pontianak_Metode Hazton ditemukan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar yang sudah diteliti dan diujicoba dengan hasil yang sangat memuaskan, selama periode Gubernur Cornelis, hingga kini metode tersebut sudah go publik bahkan di berbagai daerah di luar Kalbar sudah menerapkan metode ini.
Didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kepala Badan Ketahanan Pangan serta Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Frederika Cornelis, Orang nomor satu di Kalbar itu juga meninjau sawah yang akan dikunjungi Menteri Pertanian, pekan depan.
“Sawah tersebut sebagian sudah ditanami padi dengan metode Hazton oleh masyarakat Bebehatn secara Balale,’’ ujar Gubenur. Balale’ adalah bahasa Dayak Kanayatn artinya kelompok kerja tani di kampung yang saling bergotong royong, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan ekonomis.
Cornelis menjelaskan, berangkat dari masalah pangan dunia yang kini terancam akibat tidak bisa diprediksinya iklim, akibat gas rumah kaca yang menyebabkan panas bumi meningkat dan iklim tidak bisa lagi diramal oleh BMKG. Maka dirinya mengingatkan agar petani di Kampung-kampung melaksanakan gerakan menanam bahan pangan baik di sawah maupun di pekarangan rumah seperti sukun, ubi, sagu, padi dan sayuran. Untuk padi agar ditanam di sawah dengan metode Hazton, karena bisa menaikan hasil produksi gabah petani.
Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis mengharapkan petani Kalbar bisa menikmati hasil panen dari sawahnya sendiri minimal mencukupi kebutuhan keluarga dalam setahun agar tidak membeli beras dari luar.
“Langkah awal mewujudkan ketahanan pangan di Kalbar mulai dari mencukupi Kebutuhan Keluarga dulu,” ujar Cornelis, ketika memotivasi masyarakat Bebehatn Desa Sidas Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Senin (17/10).
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalbar Hazairin sebagai salah satu penemu Metode Hazton, menjelaskan, Teknologi Hazton merupakan teknik menanam tanaman padi yang mengadaptasi fisiologi tanaman padi itu sendiri. Teknologi Hazton mulai dikembangkan sejak hampir 2 tahun lalu di Kalimantan Barat.
Tenologi ini diperkenalkan pertama kali oleh Hazairin dan stafnya bernama Anton sehingga disingkatlah menjadi Hazton. Menurut sang proklamator teknologi ini, dengan teknik Hazton ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman hingga 2 kali lipat, di mana rata-rata produksi padi di Kalimantan Barat rata-rata hanya 3,5 ton/ha namun dengan teknologi hazton bisa mencapai 10 ton/ha.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, menyebutkan, Provinsi Kalbar tahun lalu memerlukan bahan pangan 1,275760 kg hasil panen 2015 dan beras 1,58835 ton, surplus 135 ton lebih.
Diungkapkan Hazairin, Penelitian dilakukan dengan cara menanam bibit dengan jumlah 1, 5, 10, 20, 30 dan 40 per lubang tanam. Dan hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil terbaik adalah jumlah bibit 20 – 30 per lubang. “Teknologi Hazton ini ada pada cara menaman yang biasanya hanya 5 bibit perlubang menjadi 20 – 30 per lubang. Bibit-bibit ini tidak menghasilkan anakan melainkan indukan yang sama sehingga hasilnya maksimal.” Pungkas Hazairin.