Ketersediaan produksi pangan di Kalbar aman hingga akhir tahun 2020
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar, Florentinus Anum memastikan bahwa ketersediaan produksi pangan terutama padi di Kalbar berdasarkan laporan saat rakor secara online dari dinas pertanian di daerah aman hingga akhir tahun 2020.
"Kondisi saat ini diperkirakan ketersediaan produksi pangan di wilayahnya di daerah kategori aman dan cukup menjelang hari Raya Idul Fitri dan bahkan sampai dengan akhir tahun 2020. Begitu juga harga harga komoditis pangan dan hortkultura," kata dia.
Anum menambahkan bahwa sebagai gambaran ketersediaan beras sampai Maret 2020 adalah 112.380 ton. Kemudian perkiraan produksi April - Juli 2020 adalah 175.082 ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi beras April - Juli diperkirakan 157.599 ton. Sehingga kondisi ketersediaan stok posisi Juli 2020 diperkiraan sebesar 122.814 ton beras.
"Untuk perkiraan kumulatif produksi beras Januari- Desember 2020 adalah 760.453 ton dengan tingkat konsumsi sepanjang tahun 2020 adalah 473.039 ton. Sehingga diperkirakan stok beras diakhir Desember 2020 adalah 265.655 ton," katanya.
Terkait skenario dan perkiraan dampak COVID-19, pihaknyas udah memetakan dampak per minggu mulai dari April -Juni 2020. Kemudian pemetaan tersebut juga sudah diteruskan kepada dinas pertanian kabupaten atau kota untuk bisa antisipasi dan ditanggulangi sesuai dengan kondisi dan keadaan di daerah masing-masing.
"Upaya dan penanggulangannya pun sudah kita skenariokan. Beberapa faktor yang perlu kita antisipasi dari dampak pandemic COVID-19 sudah kita petakan," sebutnya.
Faktor yang menjadi perhatian untuk di antisipasi di antaranya kurangnya pemeliharan terhadap pertanaman karena terbatasnya peran kelompok tani atau petani untuk beraktivitas di lapangan.
"Kurangnya pemeliharan karena adanya pembatasan untuk ke luar rumah dalam upaya mengurangi penularan pandemic COVID-19. Kita harus memaksimalkan peran tugas dan fungsi Badan penyuluh Pertanian (BPP) di kecamtan melalui PPL nya yang tergabung dalam kostratani untuk terus melakukan pembinaan, pendampingan dan pengawalan kepada Poktan dan petani, untuk terus berproduksi dilapangan dengan mentaati protokol Kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah," jelasnya.
Faktor lainnya yang perlu diantisipasi yakni terhambatnya distribusi dan angkutan hasil produksi, sarana produksi, benih dan pupuk dan lainnya. Antisipasi dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait yang terlibat.
"Kita juga inventarisir jadwal tanam dan jadwal panen serta lokasi dan petaninya untuk dapat difasilitasi lebih cepat baik distribusi atau angkutan dan pemasaran produksi hasil panen poktan atau petani. Memastikan akses transportasi dan distribusi bahan pangan dan Hortikultura aman dan lancar, berkoordinasi dengan wilayah kecamatan dan desa," jelas dia.
Sementara kata dia untuk penyiapan ketersediaan pangan dalam jangka panjang di masa pandemic COVID-19 ini dilakukan percepatan pelaksanaan kegiatan, percepatan penanaman musim gadu ini, percepatan distribusi sarana produksi, alsintan, pupuk, benih dan bibit tepat waktu dan tepat sasaran.
"Memaksimalkan peran penyuluh lapangan di BPP untuk pembinaan, bimbingan dan penyuluhan serta memotivasi petani atau poktan untuk tetap berproduksi di lapangan, intesifkan koordinasi dan konsultasi dalam mengawal percepatan kegiatan. Terus mencermati serta melaporkan perkiraan ketersediaan produksi pangan dan hortikultura masing-masing kabupaten atau kota setiap minggu ke Distan provinsi, serta berdoa semoga pandemic COVID-19 ini segera berlalu," jelasnya.