Gubernur Kalbar: Pentingnya intensifikasi pertanian

Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji saat memberikan arahan pada Pertemuan Koordinasi Upsus 2019 di Hotel Ibis Pontianak (9/8) menyoroti pentingnya intensifikasi pertanian. Ia mendorong Dinas Pertanian berfikir untuk intensifikasi dan bukan hanya perluasan tanaman. 

"Hal itu dilakukan agar hasil dan efektivitas dalam budidaya akan memberikan dampak yang luas, baik untuk swasambada pangan padi dan menekan kemiskinan," jelas dia.

Menurutnya, jika hanya berkutat pada perluasan maka inovasi dan terobosan dalam bidang pertanian terutama padi akan sulit maju untuk menjadikan petani sejahtera.

Pertanian padi yang mengandalkan perluasan tanaman tanpa upaya khusus atau intensifikasi hanya sekedar membuka lahan dan memupuk, tanpa perawatan maka hasilnya tidak akan maksimal.

Hal itu terbukti, produktivitas pertanian di Kalimantan Barat saat ini hanya di kisaran 2,6 ton – 2,8 hektare per ton. Dengan hasil tersebut menunjukkan produktivitas yang rendah. Kemudian hal itu juga menunjukkan kinerja dan sentuhan penyuluh pertanian tidak nampak.

“Di mana hasil penyuluh kalau produktivitas hanya begitu-begitu saja. Tidak ada perubahan dan peningkatan. Penyuluh yang tidak mau bekerja, copot saja. Percuma dan masih banyak yang mau bekerja,” kata dia.

Pada kesempatan itu juga ia menekankan pada pemanfaattan potensi lahan gambut untuk bertanam komoditas hortikultura, guna mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut di masa mendatang.

"Kita harus mencari bibit yang cocok ditanam pada lahan gambut sehingga tidak perlu ada pembakaran lahan. Saat ini yang sudah cocok adalah tanaman lidah buaya, pepaya dan beberapa tanaman umbi-umbian," katanya.

Dia mencontohkan, tanaman umbi-umbian seperti yang sedang dikembangkan di Kapuas Hulu yaitu singkong, diperkirakan satu pohon menghasilkan 20 sampai 30 kilogram dalam jangka 8 bulan. Singkong tersebut ditanam di lahan gambut, sehingga ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mencegah pembakaran lahan ke depan.

Selain itu, Sutarmidji juga bertekad untuk menjadikan Kalbar sebagai lumbung padi. Menurutnya, target Kalbar jadi lumbung pangan di Kalimantan bisa dilakukan dalam waktu 2 hingga 3 tahun ke depan dengan memanfaatkan lahan gambut.

Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu juga berharap ada satu perubahan mendasar dalam penanganan sektor pertanian. Kemudian untuk memaksimalkan potensi pertanian tersebut diperlukan pendampingan yang baik dari tenaga penyuluh pertanian kepada para petani.

"Berbagai inovasi pertanian yang memanfaatkan lahan gambut harus bisa ditransfer kepada petani, sehingga mereka bisa mendapat pengetahuan baru dan memaksimalkan lahan gambut yang ada untuk meningkatkan perekonomian petani," kata Sutarmidji.

10 Agustus 2019