Dampak banjir, terdapat 168 hektare areal tanam padi di Kalbar mengalami puso
Akibat dari dampak banjir, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar mencatat hingga November 2021 ada 168 hektare areal tanam padi di Kalbar mengalami puso.
"Dari tujuh kabupaten yang terkena banjir belum lama ini tercatat empat kabupaten yang areal tanam padinya mengalami puso seluas 168 hektare," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum saat kegiatan Penyusunan Angka Statistik Tanaman Pangan, Selasa (30/11/2021).
Sementara kata Anum, untuk total areal tanam padi di tujuh kabupaten di Kalbar yang terkena banjir 2.825 hektare. Dengan luas puso 168 hektare tersebut diperlukan penggantian benih sekitar 4,20 ton (25 kilogram/hektare).
"Kementerian Pertanian (Kementan) RI telah mengalokasikan bantuan benih padi untuk mengurangi kerugian petani akibat banjir tersebut," jelas dia.
Apabila produktivitas padi di masing masing kabupaten yang mengalami puso sama dengan Angka Sementara BPS tahun 2021, maka kehilangan hasil padi akibat puso di Kalbar diperkirakan sebanyak 527 ton Gabah Kering Panen (GKP).
"Dengan rata rata harga GKP sebesar Rp4.500 per kilogram, maka nilai kerugian petani di Kalbar karena puso diperkirakan sekitar Rp2.371.500.000," jelas dia.
Untuk antisipasi terhadap bencana La Lina ke depan di Kalbar pihaknya mendorong Pemda kabupaten melakukan upaya upaya penanganan seperti pembersihan parit atau saluran memanfaatkan bantuan pompa untuk membuang air, serta mengaktifkan posko-posko di tingkat desa dan kecamatan.
Kemudian Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di Kalbar harus mengintensifkan pengamatan perkembangan banjir dan memperbaharui pemetaan wilayah rawan banjir dan meningkatkan peringatan dini dengan rutin memantau informasi BMKG.
"Penting juga kesiagaan Brigade La Nina dan pompanisasi in-out dari sawah, dan rehab jaringan irigasi. Kemudian penggunaan benih tahan genangan seperti Inpara 1-10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang dan lainnya. Dengan langkah - langkah tersebut, kerugian petani dapat diminimalisir dengan terus intens melakukan koordinasi lintas sektoral terkait pengelolaan sumber daya air dan pengurangan resiko bencana," jelas dia.