Penyiapan Benih dan Persemaian Tanaman Padi

Tanaman padi merupakan komoditas yang strategis bagi perekonomian Indonesia. Produksi tanaman padi sangat didukung mulai dari tahapan penyiapan benih sampai pascapanen. Tahapan pertama dalam budidaya tanaman padi adalah penyiapan benih dan persemaian.  Persemaian sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang meliputi pemilihan varietas, pemilihan benih, pematahan dormansi, penentuan benih bernas dan persemaian.

 Komponennya antara lain:

1. Pemilihan Varietas.

a.   Varietas unggul, adaptif lingkungan spesifik, tahan OPT utama yang terdapat di lokasi sesuai yang dianjurkan.

b.   Umur panen sesuai dengan pola tanam / ketersediaan air.

c.   Disarankan dilakukan pemilihan varietas secara rotasi antar musim.

2. Pemilihan Benih.

a.   Benih memiliki beras jenis tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya berkecambah dan vigor) tinggi, mampu memberikan pertumbuhan cepat dan seragam.

b.   Benih murni, bernas, sehat, sebaiknya benih berlabel.

c.   Dormansi benih telah terlewati.

3.  Pematahan Dormansi.

Dormansi adalah suatu kondisi benih hidup, tetapi tidak dapat berkecambah meskipun dikecambahkan dalam kondisi yang optimum untuk perkecambahan.  Dormansi biasanya terjadi pada benih-benih yang baru dipanen, tetapi tidak semua varietas mempunyai sifat dormansi.

Untuk mengatasi dormansi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

a.   Pemanasan benih dalam oven suhu 500C selama 2-3 hari.

b.   Pemanasan dalam oven suhu 500C selama 2 hari dan dilanjutkan dengan perendaman dalam benih dalam air selama 2 hari.

c.   Pemanasan dalam oven pada suhu 500C selama 2 hari, dilanjutkan perendaman menggunakan larutan 3% KNO, murni selama 2 hari.

d.   Perendaman dalam pupuk KNO, putih (3%) atau pupuk KNO, merah (3 gram KNO, dalam 1 liter air) selama 1-2 hari.

e.   Pemilihan metode pematahan dormansi ditentukan oleh penyebab dormansi, persistensi dormansi dan intensitas dormansi.

4. Penentuan Benih Bernas

Penentuan benih bernas dapat dilakukan dengan cara :

a. Menggunakan air

·  Benih dimasukan ke dalam wadah yang berisi air, volume air 2 kali volume benih, lalu diaduk-aduk.

·  Benih yang tenggelam berarti benih bernas dan baik untuk persemaian

·  Sebelum semai, benih direndam selama 24 jam dan peram selama 1 malam.

 

b. Menggunakan larutan pupuk Amonium Sulfur (ZA)

· Larutan pupuk ZA dengan konsentrasi 225 gram ZA/liter air.  Volume larutan tergantung jumlah benih yang akan dipakai untuk persemaian.

· Benih terapung dibuang, pisahkan dengan benih yang tenggelam.

· Benih dicuci bersih, direndam selam 24 jam, diperam 1 malam dan siap unuk disemai.

5.  Persemaian.

a.   Lahan untuk persemaian aman dari gangguan binatang, mudah dialiri dan tidak dekat lampu.

b.   Gunakan pupuk kendang yang matang dan tabur rata 3-4 kg/m2 sebelum olah tanah.

c.   Lakukan olah tanah sampai halus/gembur, lahan bebas dari gulma, sisa gulma dan tanaman.

d.   Lakukan persemaian 50 m2 untuk tanam seluas 10 are (500 m2/ha).

e.   Buatlah bedengan dengan lebar 1,5 meter dan Panjang sesuai kebutuhan.

f.    Lakukan aplikasi pestisida 15 hari sebelum tabur disesuaikan dengan kondisi lapangan.

g.   Benih yang telah direndam dan diperam sitabur secara merata.

h.   Pupuk 4 kg Urea, 3 kg SP36 DAN 2 kg KCl per 100 m2 disebar secara merata sebelum benih              berkecambah.

i.    Saat dilakukan tabur benih kondisi lahan persemaian macak-macak.

j.    Saat benih berkecambah, beri tambahan air, ketinggian air sampai pangkal batang. Air dipertahankan selama persemaian.

k.   Persemaian di pagar plastik setinggi 70 cm untuk mencegah serangan tikus dan ayam.

l.    Tanaman persemaian dipantau selama 2-3 hari sekali, mewaspadai hama wereng, penggerek batang atau hama lain.

m. Apabila terjadi serangan hama dikendalikan menggunakan pestisida.

n.   Bibit dalam persemaian siap tanam pada umur 21 hari.

Penulis : Ely Novrianty, SP., MP

20 Juni 2024