• Selamat Datang di Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) Pelajari “Teknologi HAZTON”

Pontianak-Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat belum lama ini dikunjungi oleh Tim Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi), untuk diketahui BB Padi adalah salah satu unit kerja yang berada dibawah naungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Rombongan BB Padi diterima langsung oleh Ir.H.Hazairin,MS Kepala Dinas Pertanian TPH. Maksud dan tujuan kunjungan Tim BB Padi adalah untuk mengetahui sejauh mana respon petani di Kalimantan Barat serta efektivitas metode penanaman padi dengan ‘Teknologi HAZTON”
Pengamatan di lapangan para petani menanam padi dilakukan dengan cara menggunakan 1 – 3 bibit per lubang tanam menghasilkan dalam satu rumpun padi 10 – 20 anakan vegetatif dan pada masa generatif menghasilkan 10 – 15 anakan produktif dengan produksi padi sekitar 3 – 4 ton/ha. Dengan melihat kondisi demikian di Kalimantan Barat telah mencoba melakukan penanaman padi dengan cara : 1 (satu) lubang tanam dengan populasi 1 – 5 bibit, 10 – 20 bibit, dan 20 – 30 bibit yang dikenal dengan “Teknologi HAZTON”. Dari hasil percobaan tersebut produksi yang terbaik adalah menggunakan 20 – 30 bibit per lubang tanam dengan anakan produktif per rumpun 45 – 50 batang dan jumlah bulir 200 – 250. Berdasarkan perhitungan dari 45 batang/malai menghasilkan 224 bulir bulir padi per malai dengan jumlah bulir per rumpun 10.080 bulir gabah. Apabila asumsi berat 1.000 bulir gabah beratnya 30 gram, berarti berat gabah per rumpun : (10.080 bulir gabah : 1.000) X 30 gram = 302,4 gram atau 0,3024 Kg. Populasi per hektar dengan jarak tanam 25 cm X 25 cm = 160.000 rumpun. Produksi Gabah Kering Panen (GKP) = 48.384 Kg/Ha atau 48 ton/Ha Konversi menjadi beras = 24 Ton/Ha. Percobaan “Teknologi HAZTON” secara fisik tanaman lebih kuat dari serangan OPT, jumlah anakan lebih kuat karena dari anakan induk, malainya masak serempak serta masaknya bulir padi lebih cepat sekitar 2 minggu dari yang biasa dilakukan petani dan hasil percobaan penanaman padi “Teknologi HAZTON” yang telah dilakukan di Kalimantan Barat baik pada media dalam pot maupun di lahan petani seluas 0,75 Ha mendapat respon yang positif para petani karena mudah diterapkan, sehingga “Teknologi Hazton” ini bisa diterapkan pada wilayah lainnya di Indonesia dalam upaya mendukung pencapaian swasembada pangan dalam 3 Tahun kedepan sesuai dengan yang diinginkan Presiden Jokowi “ungkap Hazairin.”
Teknologi HAZTON adalah metode tanam padi dengan bibit padat yaitu 20 – 30 bibit per lubang tanam, jadi varietas yang akan digunakan terserah jenisnya baik padi local maupun padi unggul. Jika menggunakan bibit padi unggul akan mendapatkan hasil yang lebih memuaskan,”lanjut Hazairin”

Share

Government Public Relations

Facebook Fanspage

Visitor

Login anggota