• Selamat Datang di Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

DISTAN KALBAR PERKUAT KINERJA SDM PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMANFAATAN TI MELALUI SMIPP

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kalbar terus memperkuat SDM penyuluh pertanian terutama dalam hal pemanfaatan teknologi informasi melalui Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian (SMIPP).

"SMIPP merupakan sistem yang memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) dengan menggunakan sistem informasi penyuluhan yang berbasis jaringan nirkabel yang terdiri atas bebsite cyber extension dan program aplikasi sistem informasi ketenagaan dan kelembagaan penyuluhan pertanian," ujar Kabid Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian Distan TPH Kalbar, Sofian Suri saat memberikan sambutan dalam Bimtek SMIIP di Pontianak, Kamis.

Sofian menjelaskan perlunya penguatan SDM penyuluh dalam teknologi informasi lantaran kebutuhan data dan informasi khususnya informasi menyangkut penyelenggaraan, ketenagaan, kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani semakin dinamis dan harus ada percepatan informasi.

"Produktifitas kinerja penyuluh dan penyuluhan akan meningkat dengan adanya peningkatan pelayanan secara efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya dengan sistem informasi penyuluhan yang berbasiskan internet yakni SMIIP tersebut," kata dia.

Ia menambahkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi perlu didukung sistem informasi yang kuat dan jelas dalam menerapkan serta mengoperasikan pelayanan materi, data dan informasi berbasis komputer.

"Begitu juga bagi penyuluh pertanian, peran dan fungsi penyuluhan dituntut mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan dalam sistem penyelenggaraan penyuluh pertanian baik melalui media cetak maupun elektronik," jelas dia.

Ia memaparkan bahwa saat ini masih diperlukannya perbaikan data pada Simluhtan, terutama mengenai data kelembagaan, sebagai contoh saat ini tercatat jumlah kelompok tani di Kalbar sebanyak 17.661 Kelompok Tani (Poktan).

"Namun dari 17.661 Poktan tersebut sebanyak 3.269 atau sekitar 19 persen Poktan di Kalbar belum memiliki klasifikasi, demikian juga dengan data BPP di Kalbardari 145 BPP terdapat 40 BPP yang belum memiliki klasifikasi," jelas dia.

Sofian berharap dengan adanya Bimtek yang digelar bisa menjadi sarana untuk memperbaiki data-data baik yang terkait dengan ketenagaan maupun kelembagaan penyuluhan.

"Terpenting lagi dengan Bimtek juga dapat terjalinnya kerjasama yang baik antar admin atau operator SMIPP kepada penyuluh di lapangan. Sehingga data dan informasi atau materi yang disampaikan dalam SMIPP dapat lebih akurat," jelas dia.

Kegiatan Bimtek yang digelar sejak 27 – 29 Maret 2019 di Pontianak tersebut dihadiri oleh admin atau operator penyuluh pertanian se- Kalbar.

 

 

 

Share

Government Public Relations

Facebook Fanspage

Visitor

Login anggota